My idea is not for sale or rent but can use by permission <<==>> Ide saya tidak di jual atau di sewakan, tapi dapat di pakai dengan seizin saya

Sabtu, 10 Januari 2009

PENYAKIT JANGAN DICARI

Wahê syedara taingat keudroe – Bek ta tiek duroe bak jalan raya – Han teupêh bak jak teupêh bak ta woe – Bek peunyakêt ta bloe utang ta peu na. (Nasihat orang tua dalam bahasa Aceh, artinya secara bebas = Wahai saudara ingat lah sendiri – jangan meletakkan duri di jalan raya – tidak terkena saat pergi nanti terkena saat kita pulang – Jangan penyakit dibeli hutang dibuat/diadakan). Begitulah orang tua memperingatkan sanak saudara saat mereka menanjak remaja atau saat mereka ingin merantau.Kiranya nasihat itu masih relevan hingga sekarang. Coba saja renungkan, jika seseorang bermaksud jahat dengan meletakkan duri dijalan agar orang lain terkena duri tersebut. Tentu yang meletakkannya sendiri bakal lupa dengan apa yang diperbuatnya, maka sudah pasti suatu saat duri itu akan mengenai dirinya sendiri, kan? Itulah tamsilan yang sarat makna.
Nah, dalam kehidupan sekarang ini dimana pengaruh dunia global melanda, banyak diantara kita yang lupa memelihara diri sendiri. Dalam bahasa yang paling umum, banyak diantara kita yang SENGAJA MENCARI-CARI PENYAKIT ! Mencari penyakit disini boleh diartikan dengan arti kiasan maupun dalam arti yang sebenarnya.
Dalam hal ini saya ingin membawa anda melihat yang sebenarnya, bukan yang kiasan. Artinya melihat ulah perbuatan kita yang berujung kita sendiri menderita gangguan kesehatan tanpa disadari. Kenapa? Hal itu dapat saja terjadi karena kita kurang pengetahuan. Kita yakin dan percaya bahwa orang yang berilmu (berpengetahuan) itu derajatnya lebih tinggi dari orang yang bekerja (beramal). Dalam Agama (Islam) jelas dan tegas dinyatakan demikian.
Penyakit Maag misalnya. Kita semua, termasuk yang paling bodoh sekali pun, tahu bahwa ditubuh kita tidak ada mesin giling makanan. Kita hanya tahu bahwa tinja kita adalah bahan sisa yang sudah lumat, tidak sama lagi seperti apa yang kita masukkan (makan). Lalu siapa yang menggiling makanan itu sampai hancur lumat? Menggiling lumat itu adalah tugas dari cairan atau getah lambung. Getah lambung adalah bahan bernama HCl (Asam Clorida). Jenis dan sifatnya sama persis seperti Air Keras untuk diisi di aki (Motor/Mobil). Asam keras itu dapat menghancurkan apa saja, malah kulit terluka jika terkena dengan bahan itu. Bahan serupa itu lah yang berada dalam lambung kita. Lalu kenapa lambung kita tidak hancur kena bahan itu? Itu karena terdapat lapisan pelindung berupa Lendir yang kental padat. Karena sering lambung tidak berisi, maka getah lambung itu menghancurkan lapisan Lendir ini. Lama kelamaan, lapisan lendir ini habis maka lambung pun terluka. Mulai lah terasa perih ketika waktu makan terlewati dengan kekosongan.
Peringatan pertama, mungkin kita melihat tinja kita terikut lendir itu. Karena tidak tahu, terbiarkan saja. Kemudian, mungkin kita melihat tinja kita berubah warna menjadi coklat kehitaman, itu tanda lambung sudah mulai berdarah. Darah terkena bahan asam akan berwarna kehitaman. Selanjutnya mulai mengeluh sakit maag.
Kenapa membuat diri sendiri menderita? Caranya, tingkatkan disiplin. Atur sendiri jam makan, dan kemudian konsekwen dengan aturan itu, sebab getah lambung sangat disiplin mengikuti jadwal yang telah kita buat. Lihat di bulan puasa. Kita atur jam makan, magrib (berbuka) dan jam 4 pagi (sahur). Hanya dua hari yang kacau, hari ke tiga getah lambung itu akan mematuhi jadwal baru itu. Sering kita dalam situasi yang sulit, misalnya dalam perjalanan, tiba ditempat makan mungkin 1 jam lagi. Dalam situasi yang demikian, kita bisa mengisi dengan makan apa saja asal perut tidak kosong. Makan roti, makan ubi, makan kue dan lain sebagainya. Jangan biarkan perut kosong sementara jadwal makan hampir berlalu.
Terkait dengan puasa, jika ada yang mengatakan tak sanggup atau tak kuat berpuasa, itu adalah bohong. Karena jika memang umat ini tak kuat mengamalkannya, pasti Tuhan tidak akan mewajibkan pada makhluknya. Mari kita lihat kebenaran. Kita misalkan makan sahur itu pukul 4 pagi. Tiga jam kemudian makanan kita sudah teraduk-aduk bercampur dengan asam lambung, orang kesehatan bilang bahan itu sudah bernama CHIMUS. Chimus ini akan meninggalkan lambung paling lama dalam waktu 4 jam. Artinya, jam 4 + 3 + 4 = 11. Kita akan benar-benar berpuasa dimulai dari jam 11 siang. Dan berbuka jam 6 sore. Persisnya kita berpuasa sehari cuma 7 jam. Lalu siapa yang tak sanggup? Pada hari yang biasa, kita makan pagi jam 7, makan siang jam 13, maknanya puasa 6 jam, kan? Lalu kenapa tidak sanggup hanya bertambah satu jam saja lagi? Bohong, kan?
Kembali ke pokok soal. Jika sudah sakit maag bagaimana? Tetap harus mengatur jadwal makan dan disiplin dengan jadwal itu. Tentu saja harus makan makanan yang lembut untuk tidak memberatkan kerja pencernaan. Bagaimana dengan obat sakit maag? Obat maag itu tidak satu pun menyembuhkan sakit maag. Obat maag itu kerjanya hanya menetralkan asam lambung. Artinya, obat itu hanya membuat kadar asam dari getah lambung itu menurun, tidak bersifat keras lagi. Karena asam lambung itu tidak asam keras lagi maka perlu makanan yang lembut, jika tidak, akan keluar lagi dalam tinja seperti aslinya.
Untuk tiba pada kelompok penderita maag itu, tidak sehari dua, tapi berbulan-bulan. Sampai lendir pelindung itu habis terkikis sedikit demi sedikit. Artinya, penderita maag itu adalah orang yang tidak disiplin terhadap dirinya sendiri. Dia mengisi perut kapan saja sesuka hatinya, tidak peduli dengan getah lambungnya yang sangat disiplin. Getah lambung itu tetap keluar pada waktunya menjalankan tugas menggiling makanan, jika kosong maka dilumatkan saja apa yang ada, lendir pelindung pun terkikis.
Jika sudah terlanjur, untuk sembuh kembali seperti sediakala, sangat tergantung kepada usia dan makanan yang kita makan. Makin lanjut usia seseorang maka makin lama pula sembuhnya. Demikian pula bahan makanan yang kita makan, dengan banyak makan makanan yang bervariasi, tentu saja yang bergizi, makin cepat penyembuhan itu. Yang perlu dihindari adalah makanan yang banyak serat kasarnya, seperti Nenas, Nangka sayur, Kangkung, Ketan, sayur pakis dan sebagainya.
Perlu diketahui bahwa yang membuat jadi sembuh adalah tubuh kita sendiri dengan memproduksi lendir pelindung itu kembali. Makanya jaga gizi makanan yang kita makan, oke?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com