My idea is not for sale or rent but can use by permission <<==>> Ide saya tidak di jual atau di sewakan, tapi dapat di pakai dengan seizin saya

Kamis, 29 Januari 2009

PENYAKIT JANGAN DICARI (II)

Mencegah adalah lebih murah dari mengobati. Kalimat tersebut sudah dibuktikan oleh banyak orang, termasuk orang yang paling awam atau paling bodoh sekali pun. Mungkin ada sebagian kita yang tidak faham, coba saja fikirkan, berapakah harga sebuah kelambu untuk tidur? Itu untuk mencegah digigit nyamuk ketika kita lelap tertidur. Tetapi ketika kita terkena penyakit malaria akibat tidur tidak memakai kelambu, berapakah biaya yang perlu kita keluarkan agar kita kembali sehat? Mungkin biaya yang diperlukan sebanding dengan 1000 kelambu. Lantas, bukankan lebih murah mencegah dari mengobati?
Ada dua kelompok orang yang perlu membaca tulisan saya ini. Kelompok yang pertama adalah orang bodoh (hanya sekolah sekedar pandai menulis dan membaca). Kelompok ini saya mohon agar Anda sendiri yang menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami mereka. Kelompok yang kedua adalah yang tidak tahu (tak berpengetahuan tentang hal ini). Anda mungkin termasuk dalam kelompok yang kedua, sebab, jika bodoh tentu tidak membuka blogspot saya ini di internet, kan?
Kali ini saya ingin mengajak Anda membedah perkara makan. Sebab perkara ini tanpa kita sadari mungkin sudah mulai menggerogoti jiwa raga kita. Saya teringat sewaktu dosen saya dulu sedang menyampaikan kuliah tentang seluk-beluk distribusi makanan, dimana ada daerah dengan penyakit kurang gizi tertentu, berbeda dengan daerah-daerah lain. Masing-masing daerah punya kriteria yang khas penduduknya kurang gizi zat makanan tertentu. Sebab ada daerah penghasil sawit, penghasil salak, penghasil jeruk, penghasil beras dan sebagainya. Seorang kawan bertanya : ”Sebenarnya makan dengan gizi lengkap itu kapan sebaiknya, pagi, siang atau saat makan malam?” Pertanyaan ini menyebabkan kami harus membentuk kelompok diskusi dan merumuskan jawabannya.
Makanan sebenarnya sangat penting diperhatikan, karena fungsi makanan selain untuk pertumbuhan badan bagi mereka yang tergolong usia 19 tahun kebawah, untuk mengganti sel yang rusak atau sudah tak berguna lagi serta yang paling penting adalah untuk sumber tenaga agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Nah, coba renungkan sejenak. Misalkan kita sarapan pagi jam 6, makan siang jam 1 siang, dan makan malam jam 8 malam. Praktis selang antara sarapan pagi dan makan siang ada 7 jam, demikian pula antara makan siang dan makan malam ada selang 7 jam pula.
Ibarat mobil, setelah menempuh perjalanan selama 7 jam kita isi bahan bakar, selang 7 jam kemudian kita isi bahan bakar lagi. Demikian itulah yang kita lakukan terhadap tubuh kita agar kita dapat melaksanakan kegiatan kita sehari-hari. Betul kah apa yang kita lakukan itu? Apa yang kita perkirakan benar tadinya, ternyata salah. Dimana dan apa gerangan yang salah? Karena kita tidak menghitung perputaran sehari semalam ada 24 jam lamanya. Seharusnya, jika memang kita makan 3 kali sehari, berarti kita harus makan setiap kali berlalunya waktu 8 jam. Jika makan pagi jam 6 pagi, maka makan siang jam 2 siang dan makan malam tentulah pada jam 10 malam. Demikian itu baru benar. Lantas siapa yang begitu memperhatikan waktu makan seperti itu? Ini lah masalahnya.
Orang berfikir, mungkin Anda juga, sesudah makan malam kita sudah beristirahat alias tidur. Tentu tidak perlu mengisi makanan (katakanlah bahan bakar). Benarkah ? Sebab, memang kita beristirahat dengan mata terpejam dan kita malah tak sadarkan diri lagi. Tapi tubuh tak pernah beristirahat. Bayangkan apa yang terjadi jika paru-paru kita ikut beristirahat, jantung kita ikut istirahat, dan otak kita yang mengendalikan saraf juga ikut istirahat. Bukankah tubuh kita akan segera dikebumikan alias masuk kubur? Itu bermakna tubuh kita terus bekerja menjalankan fungsinya masing-masing sementara kita tertidur lelap. Dan itu berarti untuk mendukung pekerjaan tubuh masih diperlukan sumber tenaga alias bahan bakar. Jika makan malam kita jam 7 malam dan sarapan pagi jam 6 maka itu berarti apa yang kita makan selepas magrib akan dipergunakan untuk bahan bakar selama 11 Jam. Bukan main...!! Jika Anda tidak peduli, benar-benar mencari penyakit ini namanya.
Yang perlu diketahui adalah, saat kita bangun pagi hari, kadar gula dalam darah sudah rendah sekali, Hb darah sudah rendah, bahan tenaga sudah terkuras habis. Jika Anda bersekolah, kuliah atau bekerja dengan analisa tenaga otak, tanpa sarapan pagi berarti sama persis seperti radio atau senter yang kehabisan baterei. Bagai mana mungkin pekerjaan Anda akan beres? Jika Anda kuliah, bagai mana memahami pelajaran dalam situasi seperti itu? Apa yang nampak dengan senter habis baterei?
Dengan kata lain, Anda harus makan malam sebanyak tiga kali lipat makan siang. Jika Anda lakukan seperti itu, memang sudah benar, tapi kegiatan anda selanjutnya sehabis makan adalah tidur. Sebab otak kita sudah terfokus hanya untuk menggiling makanan yang banyak itu, sehingga kegiatan apapun atau sepenting apapun tidak bisa lagi karena mata sudah diserang kantuk. Jika Anda masih ada kegiatan selesai makan malam, maka terpaksa makan seperti makan siang alias biasa saja. Justru karena itu, giliran sarapan pagi menjadi sangat penting mendapat perhatian Anda.
Sarapan pagi menjadi sangat penting, karena beberapa alasan. Pertama karena kita tidak mungkin makan malam sebanyak tiga kali lipat makan siang. Kedua karena kita perlu melakukan kegiatan lagi sesudah makan malam, apakah itu santai bersama keluarga, berkunjung kerumah teman, membaca majalah atau pelajaran, dan lain sebagainya kegiatan dalam bermasyarakat. Ketiga, karena kadar gula darah, Hb darah dan bahan tenaga perlu segera distabilkan. Dengan ketiga alasan tersebut, rasanya tidak perlu dijelaskan secara ilmiah pun kita sudah dapat menyimpulkan bahwa SARAPAN PAGI itu maha penting, itu jika kita tidak termasuk kelompok yang mencari penyakit untuk diri sendiri, kan?
Jika Anda menganggap itu tidak penting, berarti Anda akan terus menerus menggunakan senter kurang baterei seperti yang disebutkan diatas. Bagai mana mungkin kerja kita akan terus menerus oke, bagaimana mungkin pelajaran kita akan terus menerus oke, dan seterusnya. Fikirkan lah itu. Jadi bukan anak yang kurang pandai, dan bukan pekerjaannya yang tak sesuai, tapi sarapan-paginya yang tak oke, segelas teh pahit dan sepotong kue, mana cukup ! Apa lagi jika sama sekali tidak sarapan !!
Apa yang terjadi jika tidak sarapan pagi? Sekilas sudah terjawab bahwa kita dalam keadaan persis seperti senter kehabisan baterei. Senter memang menyala, tentu dengan sinar yang remang-remang antara ada dan tiada. Maka jangan heran jika baru pukul 9 ada yang menguap dikelas. Belajar dalam keadaan ogah-ogahan. 25% dari mereka yang menguap dikelas memang kurang tidur, tapi sebagian besar tidak sempat sarapan pagi. Tentu saja mereka yang tidak sarapan pagi harus berjuang keras untuk dapat memahami sesuatu pelajaran yang sedikit rumit seperti matematik dan sejenisnya. Sebaliknya, 80% dari mahasiswa yang pandai ternyata selalu sarapan pagi.
Jika Anda mendapati ada mahasiswa yang tumbang ketika upacara sedang berlangsung, tanyakanlah, sudah berapa lama mereka tidak sarapan pagi. Jawabannya pasti akan mengejutkan Anda. Antara 6 bulan hingga 2 tahun yang sudah berlalu. Jika sudah demikian, tanyakanlah pada petugas kesehatan terdekat, apa pula efek lanjutannya. Pasti akan membuat Anda ngeri sendiri. Betapa tidak, lanjutannya akan sangat beragam. Mulai dari Penyakit Tekanan Darah Rendah atau pun Darah Tinggi, Sakit Kepala, Migrain (sakit kepala sebelah), Jantungan, Susah Tidur, Suka pusing hingga pitam, Penyakit Gula (kencing manis atau darah manis), Stroke, Lumpuh, dan berbagai penyakit yang tidak jelas penyebabnya. Penyakit itu akan muncul pada usia 30 tahun keatas, sehingga tak seorang pun menyadari bahwa awalnya adalah karena tidak SARAPAN PAGI, padahal begitu penting sarapan sesudah bangun pagi atau sebelum memulai kegiatan harian.
Jelaslah bahwa sarapan pagi itu harus dengan gizi yang lengkap dan cukup. Bagi mereka yang tinggal dilingkungan kota yang sibuk, muncul masalah lain, yakni keburu waktu alias tidak sempat lagi untuk sarapan. Tapi tak usah kuatir, ada solusinya agar mereka yang diburu waktu pun punya jalan keluar untuk bisa sarapan dengan benar. Maafkan saya, sebab saya tidak ingin mengiklankan produk perusahaan tertentu dalam tulisan saya ini. Tapi jelas itu ada. Ada yang berbentuk makanan ringan yang dapat dikunyah sambil menyetir mobil dijalanan, ada yang berbentuk makanan yang dimakan bersama minum teh atau kopi dan ada pula yang diseduh atau diaduk dengan air hangat ketika tiba dikantor atau dikantin sekolah. Yang pasti adalah, jika ada kemauan pasti ada jalan, begitu kata pepatah yang termasyhur.
Sebuah petunjuk barangkali, perlu anda perhatikan komposisi produk yang anda gunakan untuk sarapan pagi itu. Makin lengkap komposisinya tentu harganyapun makin mahal, itu pasti. Biasanya produk itu dikemas dalam kemasan yang tahan beberapa lama disimpan, sebab sekali kita beli mungkin untuk sarapan kita selama seminggu atau sebulan, baru perlu stok yang baru. Sedikit petunjuk lagi, makanan serupa itu biasanya dipasarkan melalui Multi Level Marketing (MLM) sehingga jika Anda memerlukannya pertama sekali perlu bertanya kesana kemari. Biarlah, yang penting sadarlah, jangan mencari penyakit yang anda sendiri tidak menghendakinya. Usaha kan lah.
Baca lanjutan......

Sabtu, 10 Januari 2009

PENYAKIT JANGAN DICARI

Wahê syedara taingat keudroe – Bek ta tiek duroe bak jalan raya – Han teupêh bak jak teupêh bak ta woe – Bek peunyakêt ta bloe utang ta peu na. (Nasihat orang tua dalam bahasa Aceh, artinya secara bebas = Wahai saudara ingat lah sendiri – jangan meletakkan duri di jalan raya – tidak terkena saat pergi nanti terkena saat kita pulang – Jangan penyakit dibeli hutang dibuat/diadakan). Begitulah orang tua memperingatkan sanak saudara saat mereka menanjak remaja atau saat mereka ingin merantau.Kiranya nasihat itu masih relevan hingga sekarang. Coba saja renungkan, jika seseorang bermaksud jahat dengan meletakkan duri dijalan agar orang lain terkena duri tersebut. Tentu yang meletakkannya sendiri bakal lupa dengan apa yang diperbuatnya, maka sudah pasti suatu saat duri itu akan mengenai dirinya sendiri, kan? Itulah tamsilan yang sarat makna.
Nah, dalam kehidupan sekarang ini dimana pengaruh dunia global melanda, banyak diantara kita yang lupa memelihara diri sendiri. Dalam bahasa yang paling umum, banyak diantara kita yang SENGAJA MENCARI-CARI PENYAKIT ! Mencari penyakit disini boleh diartikan dengan arti kiasan maupun dalam arti yang sebenarnya.
Dalam hal ini saya ingin membawa anda melihat yang sebenarnya, bukan yang kiasan. Artinya melihat ulah perbuatan kita yang berujung kita sendiri menderita gangguan kesehatan tanpa disadari. Kenapa? Hal itu dapat saja terjadi karena kita kurang pengetahuan. Kita yakin dan percaya bahwa orang yang berilmu (berpengetahuan) itu derajatnya lebih tinggi dari orang yang bekerja (beramal). Dalam Agama (Islam) jelas dan tegas dinyatakan demikian.
Penyakit Maag misalnya. Kita semua, termasuk yang paling bodoh sekali pun, tahu bahwa ditubuh kita tidak ada mesin giling makanan. Kita hanya tahu bahwa tinja kita adalah bahan sisa yang sudah lumat, tidak sama lagi seperti apa yang kita masukkan (makan). Lalu siapa yang menggiling makanan itu sampai hancur lumat? Menggiling lumat itu adalah tugas dari cairan atau getah lambung. Getah lambung adalah bahan bernama HCl (Asam Clorida). Jenis dan sifatnya sama persis seperti Air Keras untuk diisi di aki (Motor/Mobil). Asam keras itu dapat menghancurkan apa saja, malah kulit terluka jika terkena dengan bahan itu. Bahan serupa itu lah yang berada dalam lambung kita. Lalu kenapa lambung kita tidak hancur kena bahan itu? Itu karena terdapat lapisan pelindung berupa Lendir yang kental padat. Karena sering lambung tidak berisi, maka getah lambung itu menghancurkan lapisan Lendir ini. Lama kelamaan, lapisan lendir ini habis maka lambung pun terluka. Mulai lah terasa perih ketika waktu makan terlewati dengan kekosongan.
Peringatan pertama, mungkin kita melihat tinja kita terikut lendir itu. Karena tidak tahu, terbiarkan saja. Kemudian, mungkin kita melihat tinja kita berubah warna menjadi coklat kehitaman, itu tanda lambung sudah mulai berdarah. Darah terkena bahan asam akan berwarna kehitaman. Selanjutnya mulai mengeluh sakit maag.
Kenapa membuat diri sendiri menderita? Caranya, tingkatkan disiplin. Atur sendiri jam makan, dan kemudian konsekwen dengan aturan itu, sebab getah lambung sangat disiplin mengikuti jadwal yang telah kita buat. Lihat di bulan puasa. Kita atur jam makan, magrib (berbuka) dan jam 4 pagi (sahur). Hanya dua hari yang kacau, hari ke tiga getah lambung itu akan mematuhi jadwal baru itu. Sering kita dalam situasi yang sulit, misalnya dalam perjalanan, tiba ditempat makan mungkin 1 jam lagi. Dalam situasi yang demikian, kita bisa mengisi dengan makan apa saja asal perut tidak kosong. Makan roti, makan ubi, makan kue dan lain sebagainya. Jangan biarkan perut kosong sementara jadwal makan hampir berlalu.
Terkait dengan puasa, jika ada yang mengatakan tak sanggup atau tak kuat berpuasa, itu adalah bohong. Karena jika memang umat ini tak kuat mengamalkannya, pasti Tuhan tidak akan mewajibkan pada makhluknya. Mari kita lihat kebenaran. Kita misalkan makan sahur itu pukul 4 pagi. Tiga jam kemudian makanan kita sudah teraduk-aduk bercampur dengan asam lambung, orang kesehatan bilang bahan itu sudah bernama CHIMUS. Chimus ini akan meninggalkan lambung paling lama dalam waktu 4 jam. Artinya, jam 4 + 3 + 4 = 11. Kita akan benar-benar berpuasa dimulai dari jam 11 siang. Dan berbuka jam 6 sore. Persisnya kita berpuasa sehari cuma 7 jam. Lalu siapa yang tak sanggup? Pada hari yang biasa, kita makan pagi jam 7, makan siang jam 13, maknanya puasa 6 jam, kan? Lalu kenapa tidak sanggup hanya bertambah satu jam saja lagi? Bohong, kan?
Kembali ke pokok soal. Jika sudah sakit maag bagaimana? Tetap harus mengatur jadwal makan dan disiplin dengan jadwal itu. Tentu saja harus makan makanan yang lembut untuk tidak memberatkan kerja pencernaan. Bagaimana dengan obat sakit maag? Obat maag itu tidak satu pun menyembuhkan sakit maag. Obat maag itu kerjanya hanya menetralkan asam lambung. Artinya, obat itu hanya membuat kadar asam dari getah lambung itu menurun, tidak bersifat keras lagi. Karena asam lambung itu tidak asam keras lagi maka perlu makanan yang lembut, jika tidak, akan keluar lagi dalam tinja seperti aslinya.
Untuk tiba pada kelompok penderita maag itu, tidak sehari dua, tapi berbulan-bulan. Sampai lendir pelindung itu habis terkikis sedikit demi sedikit. Artinya, penderita maag itu adalah orang yang tidak disiplin terhadap dirinya sendiri. Dia mengisi perut kapan saja sesuka hatinya, tidak peduli dengan getah lambungnya yang sangat disiplin. Getah lambung itu tetap keluar pada waktunya menjalankan tugas menggiling makanan, jika kosong maka dilumatkan saja apa yang ada, lendir pelindung pun terkikis.
Jika sudah terlanjur, untuk sembuh kembali seperti sediakala, sangat tergantung kepada usia dan makanan yang kita makan. Makin lanjut usia seseorang maka makin lama pula sembuhnya. Demikian pula bahan makanan yang kita makan, dengan banyak makan makanan yang bervariasi, tentu saja yang bergizi, makin cepat penyembuhan itu. Yang perlu dihindari adalah makanan yang banyak serat kasarnya, seperti Nenas, Nangka sayur, Kangkung, Ketan, sayur pakis dan sebagainya.
Perlu diketahui bahwa yang membuat jadi sembuh adalah tubuh kita sendiri dengan memproduksi lendir pelindung itu kembali. Makanya jaga gizi makanan yang kita makan, oke?
Baca lanjutan......

Template by : kendhin x-template.blogspot.com